SELAMAT DATANG

Selamat datang ....... di ....... KAWASAN TANPA BATAS ....... “ARAska Banjar” ....... 'ArasKa' ....... ‘araskata’ ....... ‘katalangit’ ....... ‘kelana sastra.

Senin, 16 April 2012

Salah Satu Versi Riwayat Kerajaan Banjar



Riwayat singkat kerajaan di Kalsel, berdasarkan beberapa versi riwayat sejarah.
Bahwa suku asli atau yang pertama datang ke Borneo (Kalimantan) sekitar 300 atau 1500 SM adalah bangsa Yunan di China. Suku asli ini kemudian dikenal sebagai suku Dayak. Dalam perkembangannya kemudian suku dayak, mempunyai keturunan (sub suku-sub suku berikutnya) yang sangat banyak.
Sub suku dayak Ma’anyan kemudian membentuk kerajaan adat, yang menyatukan sub suku dayak lainnya, yang diberi nama kerajaan Nan Sarunai. Kerajaan Nan Sarunai berpusat di kaki pegunungan Meratus.
Ketika keluarga kerajaan Sriwijaya di Sumatera dari suku Melayu datang ke Borneo, sekitar abad 5 - 6 M, selanjutnya mendirikan kerajaan Tanjung Puri. Di masa ini terjadi perkawinan campur antara suku melayu dan suku dayak. Sehingga kemudian keturunannya mendirikan kerajaan Kahuripan. Diceritakan kerajaan Nan Sarunai dan Tanjung Puri kemudian menjadi bagian dari kerajaan Kahuripan.
Kerajaan Kahuripan beribukota di kecamatan Danau Panggang HSU. Kerajaan Kahuripan berakhir sekitar 1387 M, saat anak dari raja Kahuripan terakhir di kawinkan dengan salah satu putra raja Majapahit di Jawa, yang akhirnya mendirikan kerajaan Negara Dipa.
Kerajaan Negara Dipa beribukota pertama di Candi Laras, dan ibukota kedua di Candi Agung. Kerajaan Negara Dipa berlangsung dari 1387 sampai 1495. Terjadi perang antara kerajaan Negara Dipa dan kerajaan di Jawa, yang akhirnya menghancurkan kerajaan Negara Dipa. Keturunan kerajaan Negara Dipa melarikan diri ke Muhara Rampiu, lalu mendirikan kerajaan baru diberi nama Kerajaan Negara Daha (sekitar abad 14).
Beberapa keturunan kerajaan Negara Daha beserta panglima-panglimanya, ada yang mengasingkan diri ke Pahuluan yang dikenal dengan Banua Lima, yaitu di Tabalong, Balangan, Alai, Amandit (Kandangan) dan Tapin.
Kerajaan Negara Daha beribukota di Nagara HSU, berdiri dari 1478 hingga 1526. Terjadi perseteruan keluarga dalam kerajaan Negara Daha. Sehingga pangeran Samudera mendirikan kerajaan baru di muara Kalsel, yang akhirnya dinamakan kerajaan Banjar. Pertempuran dengan Belanda pada akhir abad 18, menyebabkan keraton kerajaan Banjar hancur (1612). Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Kayu Tangi yang kemudian sekarang dikenal dengan nama Martapura.















Minggu, 25 Juli 2010

ARAska - Puisi : KUTUB CINTA di muat dalam Buku : KENALI SEKELILINGMU



rohmu adalah sunyi
yang tak selesai memuji
di bakar anyir udara lebam
di tusuk dendam

aku ingin kau tetap ditepi laut
mencumbu bayang bayangan maut
mengakrapi burung burung camar yang patah sayapnya
memahami bakau yang menangisi kehijauannnya

aku ingin kau menyisir tepi pantai
mencari sunyi yang tercerai berai
hingga kau temukan hidup tertelungkup
serpihan cinta yang bertangkup
dihamparan kerikil dan pasir
jalan hidup yang getir
renta dan mati
di halau ombak mimpi
bertabur jadi lamunan
harapan kemudian


(ARAska.Bjm-Kalsel.12.06.07-22:22)


Dimuat dalam Buku :


ZIARAH PELANGI BALANGAN MENARI (Bunga Rampai Pemenang Lomba Penulisan Puisi dan Cerpen – Aruh Sastra Kalimantan Selatan V Tahun 2008), Pemerintah Kabupaten Balangan & PPASK V, cetakan I, Desember 2008, pada halaman 24, tebal buku 144 halaman.

Jumlah Puisi dalam buku untuk yang terbaik se Kalimantan Selatan, 30 Judul, dengan 23 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), Ahsani T, Anhariansyah, Asna S, Dewi A, Eny N, Erika A, Gesit A, Hajriansyah, Helly Y, Hudan N, Isuur LS, Miftahul T, Muhammad NH, Muhammad R, Rahmawati, Rahmiyati, Ratih A, Siti M, Syauqassalimah, Taufik A, Taufik HT, Zurriyati R.

Jumlah Puisi dalam buku untuk lomba cipta puisi pelajar se Kabupaten Balangan dan untuk lomba cipta puisi masyarakat umum se Kabupaten Balangan , 20 Judul, dengan 20 Penulis

Senin, 21 Juni 2010

Murid dan Haul

Dua Kategori Murid :

1.Murid Secara Umum (seperti umumnya yang datang ke pengajian dan mempunyai banyak guru)
2. Murid Secara Khusus (sebagai murid dari murabbi mursyid, hanya mempunyai satu guru, kecuali diperintahkan oleh murabbi mursyidnya untuk mengaji keguru lain)

Ada beberapa Pembagian Tujuan/ Jalan sebagai Murid :

1.Yang datang hanya sebagai penuntut ilmu
2.Yang datang hanya untuk mengerjakan amalan
3.Yang datang sebagai penuntut ilmu dan untuk mengerjakan amalan
4.Yang datang untuk menuntut ilmu, mengerjakan amalan dan sebagai khadam/ pembantu.

Dalam kitab Ya Ayyuhal Walad, karangan imam Gajali, terdapat aturan/ adab seorang murid kepada gurunya, yang salah satu adabnya adalah tidak akan mengerjakan sesuatu tanpa perintah atau ijin dari gurunya.


KISI-KISI HAUL

Sepeninggal Ayah Guru, sebagian para murid yang juga sebagai khadam/ pembantu, terpencar kesegala penjuru. Ada yang pulang kampung, ada yang bekerja di tempat jauh, dll.

Hanya Nisfu dan haul yang mengumpulkan mereka semua dalam satu tempat yaitu SEKUMPUL.

Banyak kenangan yang dilewati di Musholla Arraudah Sekumpul. Dari gotong royong membangun musholla, membangun rumah Ayah Guru, menggelar tikar sebelum pengajian, menyapu lantai musholla, menyiapkan dan membagi makanan bila ada acara, dll.

Seorang temanku yang juga sebagai murid dan khadam, sekarang ia bekerja di Sangata. Tidak mendapat ijin dari bosnya tempat bekerja untuk pulang menghadiri haul. Temanku berkata, “terserah kalau aku harus diberhentikan dari tempat bekerja, pokoknya aku harus pulang untuk membantu diacara haul. Perjalanan pulang yang panjang selama 24 jam dalam bis. Inilah seorang murid, bila panggilan gurunya datang, apapun tidak dipedulikan lagi, walau itu urusan yang sangat pribadi, yang paling utama adalah guru".







Kamis, 18 Februari 2010

ARAska - Puisi : KUTUB CINTA di muat dalam Buku : ZIARAH PELANGI BALANGAN MENARI


KUTUB CINTA

carilah ilmu di pusat kutub kecintaan
yang akan melahirkan
inti atom atom kekuatan
berpijarlah ia oleh gesekan
proton neotron protoplasma pengetahuan
hingga terpancar kilatan rindu ke Ilahian
yang kan musnahkan kedirian,
gelegar aksi reaksi pengagungan
hentakkan degupan jantung
Hhu Hhu Hhu berdengung
memadu tarikan nafas zhohir
membiaskan ‘ain nazhor
titik fokus roh ekstasi nur
dalam pelangi rindu
Sang kutub cinta

(ARAska.Skp.Mtp-Kalsel.2004)


Dimuat dalam Buku :


ZIARAH PELANGI BALANGAN MENARI (Bunga Rampai Pemenang Lomba Penulisan Puisi dan Cerpen – Aruh Sastra Kalimantan Selatan V Tahun 2008), Pemerintah Kabupaten Balangan & PPASK V, cetakan I, Desember 2008, pada halaman 7, tebal buku 144 halaman.

Jumlah Puisi dalam buku untuk yang terbaik se Kalimantan Selatan, 30 Judul, dengan 23 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), Ahsani T, Anhariansyah, Asna S, Dewi A, Eny N, Erika A, Gesit A, Hajriansyah, Helly Y, Hudan N, Isuur LS, Miftahul T, Muhammad NH, Muhammad R, Rahmawati, Rahmiyati, Ratih A, Siti M, Syauqassalimah, Taufik A, Taufik HT, Zurriyati R.

Jumlah Puisi dalam buku untuk lomba cipta puisi pelajar se Kabupaten Balangan dan untuk lomba cipta puisi masyarakat umum se Kabupaten Balangan , 20 Judul, dengan 20 Penulis

ARAska - Puisi : AL HUBB (2) ANGGUR FANA di muat dalam Buku : SERIBU SUNGAI PARIS BERANTAI (Antologi Puisi Penyair Kalimantan Selatan )


AL HUBB (2)
ANGGUR FANA


Demi al-Hubb

Yang yang menjadikan semua mahbubb
dari pancaran al-Nur mahabbah awal penciptaan

Cahaya rahasia roh pecinta

Wahai keindahan haqiqi cinta !
Tuangkanlah zhohir ini
dengan ketaatan arak rindu
Regukkanlah bathin ini
dengan anggur sakar
Senandungkanlah telinga ini
dengan bisikkan kalam keasikkan
Kecuplah lidah ini
hingga melantunkan pujian keagungan
Hembuskanlah nafas ini
dengan wewangian nirwana

Bila puncak kepujian telah musnahkan wujud
tiada lagi kesadaran ini
ma’na menjelma menjadi sir

Fana dalam al-Hubb

(ARAska-Sekumpul-Martapura-Kalsel, 01.01.03-09:26)



Dimuat dalam Buku :

SERIBU SUNGAI PARIS BERANTAI (Antologi Puisi Penyair Kalimantan Selatan - Aruh Sastra Kalimantan Selatan III Tahun 2006), Pemerintah Kabupaten Kotabaru & PPASK III, cetakan I, Mei 2006, pada halaman 29 - 30, tebal buku 188 halaman.

Jumlah Puisi dalam buku 100 Judul, dengan 64 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), A. Kusairi, Abdurrahman EH, Abdussukur MH, Adjim A, Agna DL, Ahmad FF, Aliman S, Ali SA, Andi J.AR.AK, Ani A, Arifin NH, Arsyad I, Bakhtiar S, Burhanuddin S, Dewi A, Drs.A.Tajuddin,M.Si, Eddy W,Sp, Eko S.WS, Eza TH, Fahmi W, Fahrurraji A, H.A.Dimyatie R, Hamami A, H.Amir HZ, H.Jahari E, H.M.Hasbi S, H.Maskuni M, Hardiansyah A, Harun AR, H. Rizhanuddin R, Hudan N, Ibramsyah A, Imelda FD, Imraatul J, Jaka M, Jamal TS, Jhon FS.P, Kamila, Lilies MS, Maman ST, Mas A, Micky H, M.Rifani D, MS.Saililah, Mudjahidin S, M.Sulaiman N, Muhammad R, Misbah MA, Nina I, Noryahman, Puspa R, Radius A, Rosydi AS, Roby S, Roeck S, Shah KAH, Siti J, Surya A, Syarkian NH, Taberi LS, Tarman ET, Udin A, YS.Agus S.

Senin, 01 Februari 2010

ARAska - Puisi : AL HUBB (1) RANGKULAN KEBISUAN RINDU di muat dalam buku TAMAN BANJARBARU & KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU RAHASIA SEDIH TAK BERSEBAB


AL HUBB (1)
RANGKULAN KEBISUAN RINDU


Aku telah kehilangan kata
suarapun senyap
kebisuan
Saat aku berada di mahligaiMu
Di depanMu
ingin hati ungkapkan beribu ribu bait ma’na
rasa yang menggumpal
sesak penuhi setiap mili ruang dada
kaku
entah kemana pecinta roman
yang selalu bersenandung dikala jauh

Jasad yang terdiam
Terpana akan keelokan
Terpaku pada keindahan
Fana dalam keagungan
Sukma telah menghilang
terbang diseret badai haqiqat

Kedekatan tanpa kata
Keeratan tiada wujud

Nafsu perangi rinduku padaMu
dalam medan pertempuran ia selalu tertawan
Karena jiwaku inginkan Kamu
yang di belenggu oleh titisan al-HubbMu
dengan rangkulan Rahman RahimMu

hingga
Jauh menjadi rindu
Dekat memagut bisu
PadaMu mahbubbku

(ARAska-Sekumpul-Martapura-Kalsel, 01.01.03-06:26)


Dimuat dalam Buku :

KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU RAHASIA SEDIH TAK BERSEBAB
(Antologi Sastra Pemenang lomba Penulisan Puisi dan Cerpen Aruh Sastra Kalimantan Selatan III Tahun 2006), Pemerintah Kabupaten Kotabaru & PPASK III, cetakan I, Mei 2006, pada halaman 42 - 43, tebal buku 169 halaman.

Jumlah Puisi dalam buku 37 Judul, dengan 28 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), Ana FR, Annisa NH, Annisa DS, Claudya MD, Dewi A, Devi H, Fitriyani, Helly Y, Henny M, Herry R, Hudan N, Imraatul J, Ira SK, Listya W, M. Nahdiansyah A, M. Zakir M, Mahdalia MA, Nina I, Rahmah WP, Rahmatiah, Rahmiyati, Ratih A, Rissari Y, Rizqi K, Saidah, Sigit BP, Suyatno.

Jumat, 08 Januari 2010

ARAska - Puisi : Al Mahabbah di muat dalam buku TAMAN BANJARBARU & KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU RAHASIA SEDIH TAK BERSEBAB


AL MAHABBAH

[ kenangan untuk guruku ]

aku yang diselimuti lembah api
seluruh nadi perih berteriak nyeri
air mata terurai tiada henti
sampai kapan kata meniti !
sampai kapan lingkaran ini berhenti !
sampai kapan gelisah ini mengikuti !

Kamu

yang kurindukan di taman kematian
jemput jiwa yang tersiksa dalam penantian
sukma telah tercerai berai berceceran oleh kerinduan
hanya untuk mengais secuil belaian

tarik tariklah basyariah ini !
jangan biarkan kian merintih
musnah musnahkan basyariah ini !
jangan biarkan terus tertatih

oh yang kupuja dalam
Tasbih
pada-Mu berserah duhai
Al Fatih
tiada daya upaya wahai
Al Faqih
hingga akhir masa dengan
Sang Kekasih


(ARAska- Sekumpul-Martapura-Kalsel, malam Minggu, 09.11.02-10:27)


Dimuat dalam Buku :


TAMAN BANJARBARU, LPKPK & Gama Media, cetakan I, Maret 2006, pada halaman 106, tebal buku 170 halaman.

Jumlah Puisi dalam buku 118 Judul, dengan 33 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), Abdurrahman.EH, Akhmad.SB, Ali.A, Ali.SA, Ariffin.NH, E.Star.fA, Ektu.AS, Eka.RA, Elang Arema, Elang.WK, Ersis.WA, Habib.AR, Harie.IP, Henita.R, Hudan Nur, Irena.S, M.Rifani.D, Ni Wayan.S, Nunik.WH, Rudi.A, Rusdiansyah, Ryan.A, S.Kalana.Aj, Sandi Firly, Sidra.AB, Siti.RS, Solarso.AH, Syahrial.AS, Udin Adiezt, Widi.RS, YS.Agus.S, Zainal.M.

KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU RAHASIA SEDIH TAK BERSEBAB (Antologi Sastra Pemenang lomba Penulisan Puisi dan Cerpen Aruh Sastra Kalimantan Selatan III Tahun 2006), Pemerintah Kabupaten Kotabaru & PPASK III, cetakan I, Mei 2006, pada halaman 41, tebal buku 169 halaman.

Jumlah Puisi dalam buku 37 Judul, dengan 28 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), Ana FR, Annisa NH, Annisa DS, Claudya MD, Dewi A, Devi H, Fitriyani, Helly Y, Henny M, Herry R, Hudan N, Imraatul J, Ira SK, Listya W, M. Nahdiansyah A, M. Zakir M, Mahdalia MA, Nina I, Rahmah WP, Rahmatiah, Rahmiyati, Ratih A, Rissari Y, Rizqi K, Saidah, Sigit BP, Suyatno,

Jumat, 20 November 2009

ARAska - Puisi : SENANDUNG KESUNYIAN dimuat dalam Buku NASKAH PUISI Festival Lagu Gubahan Puisi Se-Kalimantan Selatan & Buku TAMAN BANJARBARU


SENANDUNG KESUNYIAN

[untuk syeikh]

Alunan senandung jiwa
Meresap kedalam sukma
Desah desah nafas yang terbawa
Desiran bayu membelai asa

Kesunyian tenggelamkan raga
Punahkan semua angkara
Tenggelamkan irama dunia
Hanyut dalam tiada masa

Roh rindu bergelora
Membubung keangkasa raya
Merangkul keabadian asmara
Dari yang Maha Elok tiada tara

Kesunyian adalah haqiqat cinta
Bagi insan yang punya jiwa
Rahasia bagi mereka yang mereguknya
Sehingga semua menjadi fana
Di dalam kesunyian

hening


(ARAska-Sekumpul-Martapura-Kalsel,Sabtu 05.04.03)

Dimuat dalam Buku :

NASKAH PUISI Festival Lagu Gubahan Puisi Se-Kalimantan Selatan, Frot Indonesia, cetakan I, Agustus 2006, pada hal.10 (judul puisi dalam buku ini Kesunyian), tebal buku 25 halaman.
Jumlah Puisi dalam buku 24 Judul, dengan 24 Penyair :
Ajaran Alam – Rahmah.WP, Cerita Malam – Dewa Pahuluan, Di Bawah Matahari Senja – Ariffin.NH, Hidup Ada Cinta – Aan.MB, Kapal-kapal Kecilku – Tarman.E, Karena Allah – Zainal.A, Kau Tidak Akan Pernah Tahu – Ratih.A, Kemarau – Fahmi.W, Kemarau – Zulfaisal.P, Kesunyian – A.Rahman Al Hakim (ARAska), Kita Pasti Merindukan Lagi – Harie.IP, Kotaku Indah – Hamami.A, Lagu Puja – M.Hasfiany.S, Lukisan Hijau – Saidah, Nyanyian Kemerdekaan – A.Syukur, Pilihlah Aku – Syarkian.NH, Renta Tegar – Yusambang, Sajak Burung-burung Negeriku – S.Surya, Sastra Kota – S.Kalana.Aj, Semut Hitam dan Secangkir Kopi – A.Syarmidi, Sunyi – Eka.RA, Terbaik Bagiku – Helly.Y, Waktu – Ni Wayan.S, Ziarah –Micky.H.
Puisi Kesunyian dalam Festival Lagu Gubahan Puisi se-Kalsel di Taman Air Mancur Banjarbaru, dipilih oleh 4 group band (Dr. Blue, Goro, Exelent, dan Violet) untuk diaransemen dan dinyanyikan, hingga Violet Band berhasil meraih juara I dan Goro Band meraih juara II. Pada hari Sabtu 26 Agustus 2006. ).

TAMAN BANJARBARU, LPKPK & Gama Media, cetakan I, Maret 2006, pada halaman 107(judul puisi dalam buku ini Kesunyian), tebal buku 170 halaman.
Jumlah Puisi dalam buku 118 Judul, dengan 33 Penyair :
A.Rahman Al Hakim (ARAska), Abdurrahman.EH, Akhmad.SB, Ali.A, Ali.SA, Ariffin.NH, E.Star.fA, Ektu.AS, Eka.RA, Elang Arema, Elang.WK, Ersis.WA, Habib.AR, Harie.IP, Henita.R, Hudan Nur, Irena.S, M.Rifani.D, Ni Wayan.S, Nunik.WH, Rudi.A, Rusdiansyah, Ryan.A, S.Kalana.Aj, Sandi Firly, Sidra.AB, Siti.RS, Solarso.AH, Syahrial.AS, Udin Adiezt, Widi.RS, YS.Agus.S, Zainal.M.

Senin, 05 Oktober 2009

ARAska - Puisi : dari buku Kitab Kecil Shahifah R0H

PAGUTAN Bingkai DOSA

duhai insan
yang bergelut dengan kemelut

bergumul galau yang merenggut
dosa kian memagut
mengapa?
aku bertanya dengan angin
ia jawab dengan gemuruh rusuh badai badai Nya!
aku bertanya dengan mentari
ia jawab denga terik larik sinar sinar Nya!
aku bertanya dengan tanah
ia jawab dengan longsor lebur gempa gempa Nya!
aku bertanya dengan gunung
ia jawab dengan getar lalar lahar lahar Nya!
aku bertanya dengan sungai
ia jawab dengan airbah dedah banjir banjir Nya!
aku bertanya pada lautan
ia jawab dengan prahara lara
gelombang gelombang Nya!
aku bertanya pada langit
ia jawab dengan hujan kematian
larung bintang bintang Nya!
aku bertanya pada manusia
ia jawab–aku sudah menyekutukan Nya
dengan dunia!
aku bertanya dengan jin
ia jawab–bukankah
kalian khalifah yang diamanahkan Nya di sana!
kubertanya aku bertanya?

aku bertanya pada hewan
mereka merintih jerih satu persatu punah

aku bertanya pada hutan
hutanku meranggas cadas sudah

mengapa aku harus bertanya
sedang jawaban telah ada
apa yang di cari di balik tanya
sedang semuanya telah nyata

dosa kian pagut memagut
nafsu terus di turut
taubat yang harus di tuntut!

ya, kubertanya!
aku bertanya?
karena insan adalah hamba
tempat salah dan lupa
sedia kembali kepada Nya
bukan pada dunia fana
yang pasti akan sirna

dosa dosa
kian paut memagut
sebelum roh terenggut
taubatlah
yang harus di tuntut

(ARAska.Skp-Mtp-Kalsel.03)

Minggu, 27 September 2009

ARAska - Prosa : IDUL FITRI ADALAH KETIKA SAKRATUL MAUT

RAMADHAN YA RAMADHAN
IDUL FITRI ADALAH KETIKA SAKRATUL MAUT


Ramadhan ya ramadhan. Bumi menjadi sejuk saat ramadhan tiba, lautan ayat-ayat suci menghiasi malamnya, ibadah-ibadah sunnah di semai untuk panen raya. Satu bulan, bulan barokah umat Rasulullah berlomba-lomba dalam amal dan ibadah. Mesjid dan mosholla menjadi ramai, karena dibulan ini ada satu malam di mana Al Qur’an diturunkan, karena dibulan ini ada satu malam ‘malam seribu bulan kegembiraan. Bila siang datang mereka menahan haus dan lapar kewajiban di bulan ini untuk fitri di hari suci, zikir dan tahmid menggema di langit, serta berzakat bagi yang mampu.

Ramadhan ya ramadhan. Ucapan-ucapan selamat membanjiri telepon-telepon genggam dan kartu-kartu ucapan ; Selamat menunaikan ibadah puasa. Pun jua ketika dekat hari raya, banjir menjadi badai ; Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan bathin. O….. sungguh semarak !
Satu bulan dalam dua belas bulan, Allah jadikan bulan beramal. Di mana pahala di lipat gandakan, pintu sorga di buka seluas-luasnya dan di tutup rapat pintu siksa neraka.

Di balik semua itu ada hal lain yang terlupa…..

Dalam bulan ramadhan ini kita beramal dengan giat, namun bagaimana pada bulan-bulan setelahnya, adakah itu menjadi suatu kemunafikan, heforia sesaat….

yang ketika ramadhan telah lewat
sajadah terlipat dalam almari
Al Qur’an tersimpan dalam laci
mesjid dan musholla kembali sepi
haus dan lapar tiada berlaku lagi

Ramadhan ya ramadhan. Sungguh seharusnya haus dan lapar yang telah di tempa dalam bulan suci-Mu, akan menjadikan jiwa peka pada kaum dhuafa, tapi setelah bulan suci-Mu itu, kita lalai hingga menjadi hal lain yang terlupa…

Hari ke 7 ramadhan, satu sms hadir dihadapan ku ; “Selamat menunaikan ibadah puasa, mari kita berlomba dalam ibadah. Bagi orang mu’min tiada kan puas, sebelum di buka pintu sorga dan di tutup bagi mereka pintu neraka”.
Terimakasih atas ucapan yang kau berikan sobat, tetapi bukan itu yang kutuju…

Aku tercenung dalam tafakur musyahadah dan murakobah….

ya…Rabb
ibadahku bukan untuk sorga dan bukan pula karena takut akan neraka
ya…Rabb
bila ibadahku Kau beri pahala, itu adalah haq Mu
bukan haqku
ya…Rabb
jadikan hati dan pikiranku
dalam bulan yang lain selain ramadhan selalu dalam ramadhan dan hari fitri
ya…Rabb
jadikan nujulul Qur’an selalu melantun dalam lisanku
ya…Rabb
jadikan malam seribu bulanku bukan cuma pada malam ramadhan ini
tapi setiap malam dalam 360 hari malam Mu
ketika aku hadir dalam hadratul mahabbah Mu
dan fana ul fana dalam hubb Mu
ya…Rabb
jadikan zikir mengalir dalam setiap tarikan nafasku
dan detak jantungku menjadi genderang kebesaran Mu.
ya…Rabb
tutup mata dan telingaku dari yang lain selain keagungan Mu
dan semaikan lisanku bersholawat bagi rasul Mu
serta jadikan hatiku mencintai auliya Mu.
O…ramadhan ya ramadhan
Roh Mu tiada kenal waktu hanya bagi hati yang rindu pada Mu.
karena bagiku hanya Kamu.

Aku adalah makhluk yang terdampar di dunia karena dosa khuldi, maka kesalahan, kelalaian dan kezholiman adalah bagian dari diri. Sehingga hanya dengan rahmat-Mu jua aku bisa kembali…

Nun…
Darwis-darwis pengelana di safana reliji, dalam tuntunan syekh mursyid murabbi, beserta Rasulullah yang meng-Imami, membimbing jiwa menghadap Allahurabbi.
Bagi mereka sakratul maut adalah hari raya idul fitri, saat bertemu Allahurabbi pencipta diri ini.

Kini tanganku terdiam pada satu titik. Awal penciptaan roh, akhir dari kalimat. Daya dan upaya tiada lagi memberi bekas, kecuali hanya rahman dan rahim-Nya.
“Bala, Syahidna”.

(ARAska-Banjarmasin-Kalsel,
malam minggu malam kedelapan ramadhan 1427 H,
30.09.06 M-20:55
)

Sabtu, 05 September 2009

ARAska - Puisi : Adik Kecil

Adik Kecil – Adik Kecilku

(untuk Dik Nun dan adik-adik yang lain disini atau dimana saja)

adik kecil adik kecil
kamu yang jauh disana
bermainlah dengan ceria
usah peduli duka lara
bila murung mendera
ungkapkan segala rasa
segala rintangan hanya uji coba
yaqinlah kamu bisa melaluinya

adik kecil adik kecil
kaka sapa sebelum tidurmu tiba
sambil bercerita
tentang dongeng bahagia
jadikan tauladan untuk hidup didunia

adik kecil adik kecil
kamu yang ada disana
pejamkanlah kelopak mata
mimpi indah menanti kamu sua
saat kamu terjaga
ingatlah selalu kaka
ambillah wudhu cucilah muka
dalam sholat panjatkan do’a
kemudian bila surya menjela
sambut ia dengan semangat didada
mulai melangkah mengejar cita-cita

adik kecil adik kecil
kamu yang diseberang rasa
berikanlah senyum untuk kaka
lalu cepatlah dewasa
untuk taklukkan dunia
hingga kaka bisa berkata
dengan bangga
adik kecilku adalah seorang juara

adik kecil adik kecil
dalam salam sepenuh jiwa
teruntailah kata menjalin rasa
bersama

(ARAska.Bjm-Kalsel.05.09.09-21:02)

Minggu, 30 Agustus 2009

ARAska - Puisi Photo : aku demi AKU

ARAska - Puisi : aku demi AKU

aku demi AKU

aku adalah ranting
yang tumbuh dari pohon jiwa
yang rimbun bersama daun ma’na
yang menaungi teriknya mentari bala
yang mencengkram erat bumi disaat badai menerpa

aku adalah angin
yang berlari mengelilingi bumi
yang mengalir dalam nafas
yang menyatu dalam darah

aku adalah petir
yang membelah langit
yang membakar apa yang dijamah
yang bernyanyi bersama guntur

aku adalah siang
yang menari bersama mentari mengelilingi galaksi
aku adalah malam
yang bersenandung bersama rembulan

aku adalah air
yang menuju muara samudera
aku adalah gunung
yang taat pada diam
aku adalah tanah
yang menjadi pijakan baitullah

aku adalah rajawali
yang melintasi awan awan
aku adalah singa
yang bertarung demi kehormatan

aku adalah pedang
yang memancung pongahnya angkara
aku adalah panah
yang menembus dinding baja nafsu
aku adalah mimpi buruk
yang datang pada lalai
aku adalah bungan setaman mewangi
yang tumbuh diladang tafakkur

aku adalah masa lalu
saat menetap pada ketentuan
aku adalah masa kini
saat menjadi anak waktu
aku adalah masa depan
saat rencana akhiran

aku adalah sunyi
saat rintih rindu mengecup hati
aku adalah sepi
saat cinta jauh dari diri

aku adalah sendu
saat menanti panggilan terakhir
aku adalah air mata
saat perih disayat belati dosa
aku adalah do’a
saat harapan menyeru
aku adalah kata
saat dzikir menyentuh lisan

aku adalah kesenangan
saat liqa dengan AKU

tapi aku
musnah pada AKU
karena AKU
pemilik diriku
karena AKU
pencipta diriku
karena AKU
puncak pendakianku
karena AKU
kekasih junjunganku
karena AKU
tempat kembaliku
karena AKU
segala sujudku

karena AKU
Sang AKU
Hhu

(ARAska.Bjm-Kalsel.17.08.09-07:43)

ARAska - Puisi Photo : SANG DARWIS

ARAska - Puisi : SANG DARWIS

SANG DARWIS
(untuk kawan santri)

‘dia’
hilang sulit dicari
datang sulit dimengerti
dikenang teramat berarti
…baginya…
dunia dijelajahi
demi insan insan sejati
dalam cinta abadi
ketenangan haqiki
…damai…
“ Illahi ”

(ARAska- Sekumpul-Martapura-Kalsel, 1991)

Minggu, 16 Agustus 2009

ARAska - Puisi : Kemerdekaan 2

LILIN NEGERIKU

Tiup tiup lilinmu bunda pertiwiku
di hari kelahiranmu yang dirayakan putra dan putrimu
di setiap sudut rumahmu

Tiup tiup lilinmu bunda pertiwiku
berpuluh tahun kau sapih anak anak bangsamu
hingga hantarkan mereka menjadi manusia

Tiup tiup lilinmu bunda pertiwiku
kini umurmu kian renta
kebajikan dan kebijaksanaanmu kini menuai prahara

O, bunda pertiwiku
air susumu kian kering di hisap rakus lintah lintah pertambangan
sisakan sampah bencana dan kesengsaraan

O, bunda pertiwiku
hari ini mereka berpesta untukmu
namun besok mereka berpesta di meja kekuasaan
dan anak anakmu berpesta di gedung diskotik
panggung panggung narkotik

O, bunda pertiwiku
cucu cucumu masih diperbodoh
oleh biaya pendidikan yang kian mahal
di estalase toko pembangunan berlabel halal

O, bunda pertiwiku
kami anak anakmu yang tersingkir di sudut pembangunan
kami lapar
kami lapar
harga harga kian tak terkapar

Padamu negeri kami mengabdi
Padamu negeri derita kami
Padamu negeri jiwa raga kami
Padamu negeri kesucianmu ternodai

O, bunda pertiwiku
tangismu tangisku
lilinmu redup pilu

(ARAska.Bjm-Kalsel.17.08.06-12:31)

ARAska - Puisi : Kemerdekaan 1

Kabut KEMERDEKAAN

Merdeka merdeka
Hari ini teriakan itu menggema
Tapi adakah kemakmuran di negeri ini merdeka
adakah keadilan merdeka
adakah kesejahteraan merdeka
adakah kejujuran merdeka
adakah hutang bangsa merdeka
dari bunga piutang negeri adikuasa

Belum
Belum

Semuanya masih terjajah
hutan kami masih terjajah
flora kami masih terjajah
fauna kami masih terjajah
petani kami masih terjajah
buruh kami masih terjajah
gelandangan kami masih terjajah

Pembangunan di atas perut perut melilit lapar

Suara suara hari ini
Janji-janji yang diucapkan penguasa
hanya slogan kebebasan penjajahan fisik
namun
ekonomi
budaya
dan jiwa bangsa ini
masih di belenggu

Suara suara hati kami sendu
Amarah amarah kami sendu
Ladang ladang kami sendu
Pendidikan pendidikan kami sendu
Kebudayaan kebudayaan kami sendu
Leher kami tercekik oleh harga yang naik
Himpitan kehidupan – hidupkan anarkis
Himpitan kehidupan – hidupkan kriminalitas

Lihat bangsa asing
dengan merdeka menjarah harta bumi kami
dihantar pengkhianat berdasi
yang menjual nama kami

Berkibar dan berkibar hari ini
di setiap jengkal tanah negeri ini
Sang saka merah putih
berparade di atas angin nusantara negeri tercinta
Berkibar gagah lambang keberanian dan kesucian

Namun berkibar pula bendera bendera perompak
Ironi panji panji nafsu maling maling bangsa
lambang kelicikan dan kemunafikan

O, sang saka
di bulan ini kau jumawa
bak pendekar kesatria
di beri minyak wangi
di cium dan diagungkan
dengan tembakan salvo penghormatan
yang getarkan gendang gendang telinga
namun di bulan nanti
kau akan terlipat rapi
di sudut hati almari tua
bersama kutu kutu busuk
yang dengan rakus menggerogoti bangsa

O, sang saka
hanya di bulan ini
kau terbebaskan berkelana
kesetiap pelosok sudut negeri
dan di bulan nanti
kau kembali dipenjarakan
oleh undang undang
yang bernama kemerdekaan dan keadilan

O, sang saka
keberanian dan kesucianmu
kini
hanya menjadi gema
yang bergetar pilu
dalam roda sejarah
perjuangan yang terlindas
kereta kereta kemoderenan
dan darah pejuang yang tlah tertumpah terlupakan

Garuda merintih
Tanah tumpah darah tertatih
Letih menyapih kasih
Hati kami putramu putrimu perih
Proklamasikan kata kata pedih
Pada kabut kemerdekaan jerih

(ARAska.Bjm-Kalsel.17.08.06-10:00)