Riwayat singkat kerajaan di Kalsel, berdasarkan beberapa versi riwayat sejarah.
Bahwa suku asli atau yang pertama datang ke Borneo (Kalimantan) sekitar 300 atau 1500 SM adalah bangsa Yunan di China. Suku asli ini kemudian dikenal sebagai suku Dayak. Dalam perkembangannya kemudian suku dayak, mempunyai keturunan (sub suku-sub suku berikutnya) yang sangat banyak.
Sub suku dayak Ma’anyan kemudian membentuk kerajaan adat, yang menyatukan sub suku dayak lainnya, yang diberi nama kerajaan Nan Sarunai. Kerajaan Nan Sarunai berpusat di kaki pegunungan Meratus.
Ketika keluarga kerajaan Sriwijaya di Sumatera dari suku Melayu datang ke Borneo, sekitar abad 5 - 6 M, selanjutnya mendirikan kerajaan Tanjung Puri. Di masa ini terjadi perkawinan campur antara suku melayu dan suku dayak. Sehingga kemudian keturunannya mendirikan kerajaan Kahuripan. Diceritakan kerajaan Nan Sarunai dan Tanjung Puri kemudian menjadi bagian dari kerajaan Kahuripan.
Kerajaan Kahuripan beribukota di kecamatan Danau Panggang HSU. Kerajaan Kahuripan berakhir sekitar 1387 M, saat anak dari raja Kahuripan terakhir di kawinkan dengan salah satu putra raja Majapahit di Jawa, yang akhirnya mendirikan kerajaan Negara Dipa.
Kerajaan Negara Dipa beribukota pertama di Candi Laras, dan ibukota kedua di Candi Agung. Kerajaan Negara Dipa berlangsung dari 1387 sampai 1495. Terjadi perang antara kerajaan Negara Dipa dan kerajaan di Jawa, yang akhirnya menghancurkan kerajaan Negara Dipa. Keturunan kerajaan Negara Dipa melarikan diri ke Muhara Rampiu, lalu mendirikan kerajaan baru diberi nama Kerajaan Negara Daha (sekitar abad 14).
Beberapa keturunan kerajaan Negara Daha beserta panglima-panglimanya, ada yang mengasingkan diri ke Pahuluan yang dikenal dengan Banua Lima, yaitu di Tabalong, Balangan, Alai, Amandit (Kandangan) dan Tapin.
Kerajaan Negara Daha beribukota di Nagara HSU, berdiri dari 1478 hingga 1526. Terjadi perseteruan keluarga dalam kerajaan Negara Daha. Sehingga pangeran Samudera mendirikan kerajaan baru di muara Kalsel, yang akhirnya dinamakan kerajaan Banjar. Pertempuran dengan Belanda pada akhir abad 18, menyebabkan keraton kerajaan Banjar hancur (1612). Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Kayu Tangi yang kemudian sekarang dikenal dengan nama Martapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar